21 Februari 2025

thumbnail

Orang yang Salat tetapi Lalai dari Salatnya

Orang yang Salat tetapi Lalai dari Salatnya

Salat merupakan ibadah yang memiliki kedudukan utama dalam Islam. Ia adalah tiang agama dan menjadi sarana komunikasi langsung antara seorang hamba dengan Allah. Namun, tidak semua orang yang melaksanakan salat benar-benar menjaganya dengan penuh kesadaran dan kekhusyukan. Dalam Al-Qur'an, Allah memberikan peringatan kepada orang-orang yang lalai dalam salatnya, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ ۝ الَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ

Maka celakalah orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya. (QS. Al-Ma’un: 4-5)

Ayat ini menunjukkan bahwa ada orang yang tetap melaksanakan salat, tetapi mereka tidak mendapatkan keberkahan dari ibadahnya karena lalai dalam pelaksanaannya. Bentuk kelalaian ini bisa bermacam-macam. Salah satunya adalah menunda-nunda waktu salat tanpa alasan yang mendesak, sehingga baru melaksanakan salat ketika waktu hampir habis.

Selain itu, ada pula orang yang menjalankan salat tanpa menghadirkan hati, sehingga salatnya hanya berupa gerakan fisik tanpa penghayatan makna. Mereka melaksanakan salat hanya sebagai rutinitas dan sekadar menggugurkan kewajiban. Akibatnya, mereka tidak menjaga rukun dan syarat salat dengan baik, sering terburu-buru dalam gerakan, serta tidak membaca bacaan salat dengan benar.

Lebih dari itu, ada orang yang melakukan salat dengan niat riya', yaitu untuk mendapatkan pujian atau menjaga citra diri di hadapan manusia. Rasulullah ﷺ telah memperingatkan tentang bahaya riya’ dalam ibadah:

إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ الأَصْغَرُ، قَالُوا: وَمَا الشِّرْكُ الأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: الرِّيَاءُ

Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kalian adalah syirik kecil." Mereka bertanya, 'Apakah syirik kecil itu, wahai Rasulullah?' Beliau menjawab, 'Riya’ (HR. Ahmad)

Kelalaian lain yang sering terjadi adalah ketika seseorang tidak memahami bacaan dan doa dalam salatnya. Padahal, memahami makna bacaan dapat membantu seseorang untuk lebih khusyuk dan merasakan kedekatan dengan Allah. Jika salat dilakukan tanpa penghayatan, maka tujuan salat sebagai pencegah perbuatan keji dan mungkar tidak akan tercapai, sebagaimana firman Allah:

إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ

"Sesungguhnya salat mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar..." (QS. Al-Ankabut: 45)

Para ulama tafsir, seperti Ibnu Katsir dan Al-Jalalain, menjelaskan bahwa ancaman bagi orang yang lalai dalam salatnya sangat berat. Kata "ويل" (wail) dalam Surah Al-Ma’un merujuk pada lembah di neraka yang disediakan bagi mereka yang meremehkan salat. Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin juga menekankan bahwa kekhusyukan dalam salat adalah faktor utama yang membedakan antara salat yang diterima dan yang hanya menjadi ritual kosong tanpa makna.

Oleh karena itu, seorang Muslim hendaknya senantiasa berusaha untuk memperbaiki kualitas salatnya. Salat bukan sekadar kewajiban yang harus ditunaikan, tetapi juga merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan penuh kesadaran, khusyuk, dan ketaatan. Dengan menjaga salat dengan baik, seorang hamba akan mendapatkan manfaat besar, baik di dunia maupun di akhirat.

Subscribe by Email

Follow Updates Articles from This Blog via Email

No Comments