Memilih jenis transmisi saat membeli mobil bukan hanya soal kenyamanan berkendara, tapi juga menyangkut daya tahan dan biaya perawatan jangka panjang. Dua jenis transmisi otomatis yang paling umum saat ini adalah CVT (Continuously Variable Transmission) dan AT (Automatic Transmission konvensional). Keduanya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Yuk, simak tips berikut agar kamu bisa memilih dengan bijak:
1. Prioritas Daya Tahan? Pilih AT Konvensional
Jika kamu menginginkan transmisi yang lebih tahan banting dan awet, AT konvensional adalah pilihan terbaik. Sistem girnya sudah terbukti tangguh selama bertahun-tahun dan lebih toleran terhadap gaya mengemudi agresif atau sering membawa beban berat.
2. Ingin Irit dan Halus? CVT Bisa Jadi Pilihan
Transmisi CVT unggul dalam efisiensi bahan bakar dan memberikan sensasi berkendara yang lebih halus karena tidak ada perpindahan gigi seperti di AT biasa. Cocok untuk pengendara yang lebih sering beraktivitas di perkotaan dengan lalu lintas padat.
3. Rawat CVT dengan Disiplin agar Tetap Awet
CVT memang bisa awet, asalkan dirawat dengan benar. Pastikan rutin mengganti oli CVT sesuai jadwal pabrikan, hindari membawa beban terlalu berat, dan jangan terlalu sering melakukan akselerasi mendadak.
4. Hindari Beban Berlebih untuk CVT
CVT tidak cocok untuk medan berat seperti tanjakan curam atau perjalanan luar kota dengan muatan berlebih. Jika kamu sering melewati rute seperti ini, transmisi AT konvensional lebih aman dan tahan lama.
5. Pertimbangkan Biaya Perbaikan Jangka Panjang
CVT memang hemat bahan bakar, tapi jika rusak, biaya perbaikannya lebih mahal dibandingkan AT biasa. Jika kamu ingin transmisi yang minim risiko biaya besar, AT bisa menjadi pilihan lebih aman.
Pilih yang mana?
Pilih CVT: Kalau kamu lebih mengutamakan kenyamanan, kehalusan berkendara, dan irit BBM—dengan catatan kamu siap merawatnya secara disiplin.
Pilih AT: Kalau kamu ingin transmisi yang tahan lama, siap dibawa ke medan berat, dan tidak terlalu sensitif terhadap kesalahan pengemudi.